Wah.. rame juga ya ternyata akhirnya. Banyuwangi dan Sidoarjo rupanya juga mendapat perlakuan yang tidak jauh beda. Bagus kalau begitu, tinggal dimainkan medianya. Kalau sudah panas dan diblow up bagus tuh hasilnya. Kak Ghoz bisai desain publikasinya.
To all pembina...Coba dibaca buku Aids to Scoutmastership dan buku Scouting for Boys yang menjadi sumber inspirasi pembina (perasaan sudah dibagikan deh waktu Camporee), biar kita sebagai pembina lebih mantap, dan kalau ditanya lebih bisa secara tegas menjawab. Ini loh.. dasarnya.
Tadi pagi saya bertemu dengan seorang kepala sekolah yang juga jadi Ka Kwarran, beliau dulu aktif membina pramuka dan asli pramuka (maksudnya bukan pramuka jadi-jadian). Beliau juga dipercaya mengurusi Pramukanya Ma'arif Jatim. Setelah kuceritakan hasil Litbang, beliau tercengang dan teringat masa lalu. Akhirnya..."Kak Arif kalau saya undang presentasi atau memberi materi di Ma'arif ttg tadi mau?". Langsung saya jawab "Tidak mau Kak, kalau cuma sekedar beri materi. Saya jamin tidak banyak manfaatnya. Kalau mau, kita buat program 1 tahun, seperti yang dilaksanakan litbang Kwarda (2 atau 3 kali workshop dgn sela Siklus Program), dan endingnya Camporee. Nanti semua team Insya Alloh mau turun".
Kalau jadi... mohon bantuannya kepada para pembina yang sudah menjalankan siklus program untuk menjadi saksi hidup (sebelum mati maksudnya). Bagaimana efek dari siklus program. Selain itu kami mohon feed back dari orang tua, apa ada perubahan perilaku (baik dan buruk) setelah mengikuti Camporee kemarin... tolong juga di posting di wall ini.
Kalau ada pembina/pelatih pembina menanyakan dasar hukum pelaksanaan siklus program, bisa ditunjukkan tuh bukunya (fotocopyan yang item). Mungkin... karena belum membaca bukunya sehingga tidak tahu. Tapi kalau sudah tahu trus bilang "lha kok aku tidak tahu ya..? lha kok kamu tahu duluan ya...?" ya dijawab sendiri ajalah, sesaui dengan adat masing-masing.
Yang harus diyakinkan adalah kalau ilmu yang sudah diterapkan itu baik, ya karena ilmu itu baik, bukan yang mengajarkan/memberitahu ilmu itu yang baik-jangan dibolak balik.
Dan pesan saya... (koyok arep mati ae), jangan melibatkan adik-adik dengan konflik pembina-kwartir. Tidak ada manfaatnya buat kita, dan bagi adik-adik akan merasa tertekan. Biarkan atmosfer mereka merdeka, seperti negeri ini yang sudah merdeka. Merdeka!
Oh..ya, sebenarnya ada materi di buku itu yang belum kita kupas: educational proposal dan symbolic framework. Kalau latihan-latihan rutin diberi muatan itu, hasilnya akan lebih dahsyat...!
Terima kasih, matur nuwun, thank you...
Wassalam...
Selamat membina... Nabi saja dihina, dicerca, dimusuhi, dan diboikot, apalagi sampeyan...hehehe
Salam, salam - wes pamitan kon sek arep ngomong maneh...