Kegiatan kepramukaan yang menantang, mengutamakan kebersamaan, jauh dari kesan persaingan yang tidak sehat. Itulah kira-kira yang dirindukan oleh adik-adik pramuka selama ini. Sebuah kegiatan yang dapat memberikan kesempatan untuk semuannya ikut serta, tanpa terbatas oleh persyaratan tertentu, dan lebih penting lagi dapat memberikan kesenangan kepada mereka. Adakah kegiatan semacam itu? Camporee, mungkin inilah salah satu alternatif kegiatan yang memenuhi keinginan seperti di atas. Kegiatan yang sejatinya sudah biasa dilakukan di negara-negara tetangga kita tersebut dicoba dihadirkan di Jawa Timur oleh litbang Kwarda Jatim. Bagaimana sebenarnya bentuk dan isi kegiatan tersebut, berikut liputannya.
Sebagai follow up dari kegiatan diklat Pembina Gugus Depan Model yang mengetengahkan cycle program beberapa waktu lalu digelarlah kegiatan Camporee yang diikuti oleh peserta didik dari gugus depan yang pembinanya dikirim mengikuti pelatihan. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan cyle program yang telah diuji cobakan pada gudep-gudep model.
Camporee 2010 dilaksanakan di bumi perkemahan YPPI Trawas Mojokerto pada tanggal 1 sampai dengan 4 Juli 2010. Kegiatan yang rencananya akan dihadiri oleh wakil dari 4 kwartir cabang yaitu: kwarcab Sidoarjo, kwarcab Surabaya, kwarcab Trenggalek, dan kwarcab Banyuwangi tersebut akhirnya hanya diikuti oleh 3 kwarcab saja. Karena kendala teknis kwarcab Trenggalek gagal mengirimkan wakilnya. Namun demikian walau hanya dihadiri wakil dari 3 kwarcab kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Model Perkemahan
Mendirikan tenda di sub camp (xp2s photo)
Sebenarnya perkemahan dalam Camporee ini mirip dengan perkemahan besar penggalang pada umumnya (baca Jamboree). Keseluruhan peserta dari 3 kwarcab yang berjumlah sekitar 150 peserta tersebut di mixing menjadi 3 sub camp. Masing-masing sub camp terdiri dari regu putra dan regu putri dari 3 kwarcab. Jumlah per sub camp kurang lebih 50 peserta. Tujuan dari pencampuran tersebut agar peserta dari keempat kwarcab bisa saling berinteraksi dan akrab. Ini sesuai dengan tema dari camporee kali ini yaitu Friendship Camporee. Dan ini memang terbukti, ternyata sub camp-sub camp tersebut bisa menjadi kompak.
Kesibukan mempersiapkan tenda (xp2s photo)
Satu sub camp bisa diibaratkan satu pasukan penggalang, dalam sub camp dipilih satu orang pemimpin yang dalam ini adalah pratama. Pemilihan pratama dilakukan secara musyawarah dari seluruh anggota sub camp. Dalam kegiatan memberikan pengalaman nyata pada adik-adik tentang demokrasi. Dalam pemilihan ini diupayakan untuk menghindari pemilihan suara, karena pilihan tersebut walaupun demokratis sebenarnya tetap meninggalkan ketidakpuasan pada peserta yang pilihannya tidak jadi. Dan dalam kegiatan ini semua pratama dari ketiga sub camp terpilih secara aklamasi.
Setelah pemimpin sub camp terpilih, setiap sub camp menyusun program kegiatan khusus untuk sub camp nya masing-masing. Penyusunan program ini mengacu program cycle yang telah dilaksanakan di gudep masing-masing.
Model Kegiatan
Kegiatan di sub camp merupakan kreativitas penghuni sub camp (xp2s photo)
Kegiatan yang dihelat selama 4 hari tersebut diisi kegiatan yang cukup menarik. Selain menampilkan kegiatan yang bernafas cycle program, dari pihak litbang Kwarda Jatim juga menggelar 3 kegiatan yang cukup berbobot yaitu: English corner, aeromodelling, dan membuat water rocket. Kegiatan itu langsung diasuh oleh pakar-pakar dari ITS, organisasi aeromodelling, dan dari litbang Kwarda Jatim sendiri.
Secara umum kegiatan dipisahkan menjadi dua macam yaitu: kegiatan di sub camp dan kegiatan di grand camp. Kegiatan di sub camp sepenuhnya disusun oleh sub camp di bawah pembinaan dari pembina perkemahan (panitia sie perkemahan). Kegiatan di grand camp disusun garis besarnya oleh panitia dibawah koordinasi pembina kegiatan (panitia sie kegiatan). Namun dalam pelaksanaanya kedua sie bekerja secara bersama-sama.
Model kegiatan tersebut semua dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan sosial dan intelektual peserta. Pelaksanaan kedua macam kegiatan tetap mengacu pada model cycle program. Kegiatan diarahkan seperti yang pernah dilaksanakan oleh Lord Baden Powel. (Kucai)
Sumber: XP2 Scout
Sebagai follow up dari kegiatan diklat Pembina Gugus Depan Model yang mengetengahkan cycle program beberapa waktu lalu digelarlah kegiatan Camporee yang diikuti oleh peserta didik dari gugus depan yang pembinanya dikirim mengikuti pelatihan. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan cyle program yang telah diuji cobakan pada gudep-gudep model.
Camporee 2010 dilaksanakan di bumi perkemahan YPPI Trawas Mojokerto pada tanggal 1 sampai dengan 4 Juli 2010. Kegiatan yang rencananya akan dihadiri oleh wakil dari 4 kwartir cabang yaitu: kwarcab Sidoarjo, kwarcab Surabaya, kwarcab Trenggalek, dan kwarcab Banyuwangi tersebut akhirnya hanya diikuti oleh 3 kwarcab saja. Karena kendala teknis kwarcab Trenggalek gagal mengirimkan wakilnya. Namun demikian walau hanya dihadiri wakil dari 3 kwarcab kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Model Perkemahan
Mendirikan tenda di sub camp (xp2s photo)
Sebenarnya perkemahan dalam Camporee ini mirip dengan perkemahan besar penggalang pada umumnya (baca Jamboree). Keseluruhan peserta dari 3 kwarcab yang berjumlah sekitar 150 peserta tersebut di mixing menjadi 3 sub camp. Masing-masing sub camp terdiri dari regu putra dan regu putri dari 3 kwarcab. Jumlah per sub camp kurang lebih 50 peserta. Tujuan dari pencampuran tersebut agar peserta dari keempat kwarcab bisa saling berinteraksi dan akrab. Ini sesuai dengan tema dari camporee kali ini yaitu Friendship Camporee. Dan ini memang terbukti, ternyata sub camp-sub camp tersebut bisa menjadi kompak.
Kesibukan mempersiapkan tenda (xp2s photo)
Satu sub camp bisa diibaratkan satu pasukan penggalang, dalam sub camp dipilih satu orang pemimpin yang dalam ini adalah pratama. Pemilihan pratama dilakukan secara musyawarah dari seluruh anggota sub camp. Dalam kegiatan memberikan pengalaman nyata pada adik-adik tentang demokrasi. Dalam pemilihan ini diupayakan untuk menghindari pemilihan suara, karena pilihan tersebut walaupun demokratis sebenarnya tetap meninggalkan ketidakpuasan pada peserta yang pilihannya tidak jadi. Dan dalam kegiatan ini semua pratama dari ketiga sub camp terpilih secara aklamasi.
Setelah pemimpin sub camp terpilih, setiap sub camp menyusun program kegiatan khusus untuk sub camp nya masing-masing. Penyusunan program ini mengacu program cycle yang telah dilaksanakan di gudep masing-masing.
Model Kegiatan
Kegiatan di sub camp merupakan kreativitas penghuni sub camp (xp2s photo)
Kegiatan yang dihelat selama 4 hari tersebut diisi kegiatan yang cukup menarik. Selain menampilkan kegiatan yang bernafas cycle program, dari pihak litbang Kwarda Jatim juga menggelar 3 kegiatan yang cukup berbobot yaitu: English corner, aeromodelling, dan membuat water rocket. Kegiatan itu langsung diasuh oleh pakar-pakar dari ITS, organisasi aeromodelling, dan dari litbang Kwarda Jatim sendiri.
Secara umum kegiatan dipisahkan menjadi dua macam yaitu: kegiatan di sub camp dan kegiatan di grand camp. Kegiatan di sub camp sepenuhnya disusun oleh sub camp di bawah pembinaan dari pembina perkemahan (panitia sie perkemahan). Kegiatan di grand camp disusun garis besarnya oleh panitia dibawah koordinasi pembina kegiatan (panitia sie kegiatan). Namun dalam pelaksanaanya kedua sie bekerja secara bersama-sama.
Model kegiatan tersebut semua dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan sosial dan intelektual peserta. Pelaksanaan kedua macam kegiatan tetap mengacu pada model cycle program. Kegiatan diarahkan seperti yang pernah dilaksanakan oleh Lord Baden Powel. (Kucai)
Sumber: XP2 Scout