Genap 66 tahun kemerdekaan Indonesia yang bertepatan juga 50 tahun Gerakan Pramuka berdiri. Jika negeri ini dan juga Gerakan Pramuka diibaratkan sebagai manusia, maka pada usia tersebut telah mencapai suatu tataran kesempurnaan hidup. Namun keduanya bukanlah manusia, dan mungkin akan terus hidup sampai puluhan atau ratusan tahun ke depan. Tentu saja perubahan akan senantiasa mengiringi perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia dan juga Gerakan Pramuka. Coba simak renungan berikut, dan sampaikanlah kepada semua teman yang ada di sekeliling Kakak. Semoga bermanfaat.
Pada usia yang ke-66 kemerdekaan Republik Indonesia telah terjadi perubahan yang signifikan mewarnai perjalanan sejarah yang sebenarnya sudah dimulai puluhan tahun sebelum 17 Agustus 1945. Sebagai sebuah bangsa yang merdeka, republik ini sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Baik bangsa-bangsa yang tergolong sebagai bangsa yang maju, ataupun bangsa yang tertinggal yang sampai saat ini jumlahnya masih cukup besar di planet bumi ini.
Perbedaan kemajuan suatu negara bukan karena umurnya. Berapa banyak negara yang umurnya sudah mencapai ratusan atau ribuan tahun namun saat ini tidak terlihat maju misalnya Mesir dan India. Sedangkan negara-negara yang umurnya belum sampai seratus tahun telah melakukan lompatan besar dan menjadi negara maju misalnya negara Singapura, New Zaeland.
Luas suatu negara juga tidak menjadikan suatu negara itu lebih maju daripada yang lain. Lihat saja Jepang yang mempunyai luas daerah yang sempit dan 80% berupa pegunungan yang tidak produktif. Tapi kita tidak pernah meragukan Jepang adalah negara raksasa ekonomi. Merupakan pabrik terapung yang mengimpor bahan baku dan menjualnya dalam bentuk barang jadi yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Swiss, sebuah negara kecil di Eropa dengan luas daratan yang dapat ditanami hanya 11% saja. Tapi negeri itu terkenal sebagai penghasil coklat dan susu terbaik di dunia. Perusahaan dari Swiss, Nestle, bahkan telah membuat jaringan hampir di setiap sudut dunia. Termasuk di negeri kita ini.
Kecerdasan penduduk suatu negara juga tidak berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara. Banyak sekali orang-orang cerdas yang berasal dari negara-negara miskin di dunia ini. Tapi itu tidak dapat mengubah negeri itu menjadi lebih baik. Ras dan warna kulit juga tidak ada hubungannya dengan kemajuan suatu bangsa. Orang-orang kulit hitam yang dianggap malas di negeri asalnya, ternyata mereka bisa sukses dan berperan penting di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Lalu apa yang menyebabkan suatu negara itu menjadi maju dan kaya. Ada satu kata kunci untuk itu, yaitu sikap (attitude). Sikap yang telah dibentuk dalam sebuah negara dalam waktu bertahan-tahun melalui pendidikan dan kebudayaan. Kalau kita coba analisis bagaimana penduduk di negara maju bersikap maka kita dapatkan hal-hal yang mereka lakukan dalam keseharian mereka yang disebut dengan prinsip dasar kehidupan, yaitu:
Sembilan sikap itulah yang mungkin saat ini kurang tampak pada penduduk warga negara republik kita tercinta ini. Hanya sedikit diantara kita yang mematuhi aturan-aturan di atas, sebagian besar kita tidak mematuhinya. Bangsa ini akan mencapai kemajuan yang berarti bila mayoritas penduduk warga negara Indonesia patuh terhadap prinsip dasar kehidupan di atas. Sampai kapan? Itulah yang harus kita jawab bersama-sama.
Kita terbelakang bukan karena negara kita miskin, bahkan kita sangat dimanja dengan sumber daya alam yang ada di negeri ini. Kita hanya ada dua musim, yang memungkinkan kita untuk beraktivitas secara aktif sepanjang tahun. Bandingkan dengan negara-negara 4 musim yang harus mengurangi aktivitas dikala musim dingin tiba. Kita terbelakang karena bangsa ini tidak mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan seperti diuraikan di atas. Untuk itu marilah mulai perubahan dari diri kita sendiri. (Blaster).
Sebuah ulasan singkat dari presentasi Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc. Ph.D., Guru Besar Universitas Negeri Malang.
Pada usia yang ke-66 kemerdekaan Republik Indonesia telah terjadi perubahan yang signifikan mewarnai perjalanan sejarah yang sebenarnya sudah dimulai puluhan tahun sebelum 17 Agustus 1945. Sebagai sebuah bangsa yang merdeka, republik ini sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Baik bangsa-bangsa yang tergolong sebagai bangsa yang maju, ataupun bangsa yang tertinggal yang sampai saat ini jumlahnya masih cukup besar di planet bumi ini.
Perbedaan kemajuan suatu negara bukan karena umurnya. Berapa banyak negara yang umurnya sudah mencapai ratusan atau ribuan tahun namun saat ini tidak terlihat maju misalnya Mesir dan India. Sedangkan negara-negara yang umurnya belum sampai seratus tahun telah melakukan lompatan besar dan menjadi negara maju misalnya negara Singapura, New Zaeland.
Luas suatu negara juga tidak menjadikan suatu negara itu lebih maju daripada yang lain. Lihat saja Jepang yang mempunyai luas daerah yang sempit dan 80% berupa pegunungan yang tidak produktif. Tapi kita tidak pernah meragukan Jepang adalah negara raksasa ekonomi. Merupakan pabrik terapung yang mengimpor bahan baku dan menjualnya dalam bentuk barang jadi yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Swiss, sebuah negara kecil di Eropa dengan luas daratan yang dapat ditanami hanya 11% saja. Tapi negeri itu terkenal sebagai penghasil coklat dan susu terbaik di dunia. Perusahaan dari Swiss, Nestle, bahkan telah membuat jaringan hampir di setiap sudut dunia. Termasuk di negeri kita ini.
Kecerdasan penduduk suatu negara juga tidak berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara. Banyak sekali orang-orang cerdas yang berasal dari negara-negara miskin di dunia ini. Tapi itu tidak dapat mengubah negeri itu menjadi lebih baik. Ras dan warna kulit juga tidak ada hubungannya dengan kemajuan suatu bangsa. Orang-orang kulit hitam yang dianggap malas di negeri asalnya, ternyata mereka bisa sukses dan berperan penting di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Lalu apa yang menyebabkan suatu negara itu menjadi maju dan kaya. Ada satu kata kunci untuk itu, yaitu sikap (attitude). Sikap yang telah dibentuk dalam sebuah negara dalam waktu bertahan-tahun melalui pendidikan dan kebudayaan. Kalau kita coba analisis bagaimana penduduk di negara maju bersikap maka kita dapatkan hal-hal yang mereka lakukan dalam keseharian mereka yang disebut dengan prinsip dasar kehidupan, yaitu:
- Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
- Kejujuran dan integritas
- Bertanggung jawab
- Hormat pada aturan & hukum masyarakat
- Hormat pada hak orang/warga lain
- Cinta pada pekerjaan
- Berusaha keras untuk menabung & investasi
- Mau bekerja keras
- Tepat waktu
Sembilan sikap itulah yang mungkin saat ini kurang tampak pada penduduk warga negara republik kita tercinta ini. Hanya sedikit diantara kita yang mematuhi aturan-aturan di atas, sebagian besar kita tidak mematuhinya. Bangsa ini akan mencapai kemajuan yang berarti bila mayoritas penduduk warga negara Indonesia patuh terhadap prinsip dasar kehidupan di atas. Sampai kapan? Itulah yang harus kita jawab bersama-sama.
Kita terbelakang bukan karena negara kita miskin, bahkan kita sangat dimanja dengan sumber daya alam yang ada di negeri ini. Kita hanya ada dua musim, yang memungkinkan kita untuk beraktivitas secara aktif sepanjang tahun. Bandingkan dengan negara-negara 4 musim yang harus mengurangi aktivitas dikala musim dingin tiba. Kita terbelakang karena bangsa ini tidak mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan seperti diuraikan di atas. Untuk itu marilah mulai perubahan dari diri kita sendiri. (Blaster).
Sebuah ulasan singkat dari presentasi Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc. Ph.D., Guru Besar Universitas Negeri Malang.