Hari itu adalah Minggu pagi yang cerah, tanggal 24 Oktober 2010. Di bawah pohon rindang, sejumlah pramuka penegak pandega asyik mendengarkan penjelasan Kak Afif Salim tentang pesawat aeromodelling. Ada 2 jenis pesawat yang dibawa Kak Afif, jenis chuck glider yang tanpa mesin dan jenis U-C (U-control) yang menggunakan mesin.
Penjelasan Kak Afif singkat saja, karena matahari pun sudah semakin terik. Adik-adik Penegak Pandega lalu mencoba menerbangkan chuck glider, sementara Kak Afif dan Kak Dodik 'Penthol' menset pesawat U-C. Ternyata tidak segampang yang dikira, walau cuma pesawat kayu balsa, menerbangkannya membutuhkan 'feeling' dan teknik tingkat tinggi, hehehe... Dari belasan peserta latihan, hanya beberapa yang sukses menerbangkan pesawat hingga bisa mengudara cukup lama.
"Ga cuma sama pacar yang harus bisa menyatu, seorang penerbang dengan pesawatnya juga harus bisa menyatu", gurau Kak Mariana, mantan aktifis Dirgantara yang turun lagi ke gudepnya untuk membina adik2 bersama kak Adi. Karena itu, nantinya adik-adik harus membuat sendiri supaya bisa memahami kelemahan & kelebihan pesawatnya.
Asyik sekali melihat pesawat tak bermesin itu mampu berputar-putar di Taman Alumni, Kampus ITS Surabaya. Tak sekali dua, orang-orang yang melintas menyempatkan berhenti dan menonton aktifitas kami. Dua orang pramuka Unipa pun turut bergabung, entah sengaja atau tak sengaja lewat.
Gudep Surabaya 610-611 pangkalan Kampus ITS memang pernah menjadi pangkalan kedirgantaraan di Surabaya, sampai akhirnya di pertengahan 90-an mulai menghilang gaungnya karena minimnya regenerasi dan peminat. Untunglah para aktifisnya tak menghilang. Buktinya, dengan modal sms mereka pun berkumpul di Taman Alumni untuk latihan pertama Klub Aeromodelling Gudep Surabaya 610-611, hehehe. ..
Selamat berlatih, adik-adik. Saya berdoa semoga akan lahir atlit-atlit tangguh, pecinta aeromodelling sejati, yang akan meneruskan kejayaan dunia dirgantara di Gerakan Pramuka tercinta ini.
Penjelasan Kak Afif singkat saja, karena matahari pun sudah semakin terik. Adik-adik Penegak Pandega lalu mencoba menerbangkan chuck glider, sementara Kak Afif dan Kak Dodik 'Penthol' menset pesawat U-C. Ternyata tidak segampang yang dikira, walau cuma pesawat kayu balsa, menerbangkannya membutuhkan 'feeling' dan teknik tingkat tinggi, hehehe... Dari belasan peserta latihan, hanya beberapa yang sukses menerbangkan pesawat hingga bisa mengudara cukup lama.
"Ga cuma sama pacar yang harus bisa menyatu, seorang penerbang dengan pesawatnya juga harus bisa menyatu", gurau Kak Mariana, mantan aktifis Dirgantara yang turun lagi ke gudepnya untuk membina adik2 bersama kak Adi. Karena itu, nantinya adik-adik harus membuat sendiri supaya bisa memahami kelemahan & kelebihan pesawatnya.
Asyik sekali melihat pesawat tak bermesin itu mampu berputar-putar di Taman Alumni, Kampus ITS Surabaya. Tak sekali dua, orang-orang yang melintas menyempatkan berhenti dan menonton aktifitas kami. Dua orang pramuka Unipa pun turut bergabung, entah sengaja atau tak sengaja lewat.
Gudep Surabaya 610-611 pangkalan Kampus ITS memang pernah menjadi pangkalan kedirgantaraan di Surabaya, sampai akhirnya di pertengahan 90-an mulai menghilang gaungnya karena minimnya regenerasi dan peminat. Untunglah para aktifisnya tak menghilang. Buktinya, dengan modal sms mereka pun berkumpul di Taman Alumni untuk latihan pertama Klub Aeromodelling Gudep Surabaya 610-611, hehehe. ..
Selamat berlatih, adik-adik. Saya berdoa semoga akan lahir atlit-atlit tangguh, pecinta aeromodelling sejati, yang akan meneruskan kejayaan dunia dirgantara di Gerakan Pramuka tercinta ini.